APA ITU SALEHO???
Saleho adalah salah satu bentuk kebudayaan Boyolali yang ingin Agus Irawan angkat kembali ke permukaan. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga identitas budaya daerah. Kehadirannya di acara ini mendapat sambutan hangat dari warga Desa Pentur.
Saleho adalah nama dari salah satu kesenian tradisional yang populer di daerah Jawa Tengah, khususnya Boyolali. Kesenian ini berasal dari tradisi Gedruk, yaitu tarian dengan hentakan kaki yang ritmis dan kuat
Kesenian Saleho adalah kesenian tradisional yang berasal dari tradisi Gedruk, yaitu tarian dengan hentakan kaki yang kuat dan ritmis. Kesenian ini populer di daerah Jawa Tengah, khususnya Boyolali. Saleho menggabungkan musik, tarian, dan lirik tradisional Jawa. Tarian Saleho biasanya diiringi lagu khas karya musisi kondang, Abah Lala. Kesenian daerah merupakan kearifan lokal yang menjadi simbol keadaan masyarakat daerah. Kesenian daerah juga menjadi sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia.
SIAPA YANG MENCIPTAKAN SALEHO?
Saleho diciptakan oleh Abah Lala
Karya budaya yang berarti karya dan budaya karya yang berarti berkarya/mengembangkan, budaya yang berarti kebudayaan,yang membentuk komunitas muda mudi dalam mengespresikan jiwa seni yang di tuangkan dalam bentuk gerak/tarian, yang dulunya seni tari tradisonal menjadi seni tari moderen.
TURONGGO KARYA BUDAYA
Menggambarkan segrombolan para prajurit penunggang kuda Pangeran Diponegoro yang berjuang mempertahankan kemerdekaan republik indonesia dari tangan penjajah belanda.
BUTO SALEHO
Sejarah tersebut di angkat dari cerita ramayana yang menggambarkan segrombolan prajurit raksasa yang di tugaskan khusus menculik dewi sinta dari tangan prabu sri rama.
TOPENG IRENG
Sejarah tersebut di angkat dari sejarah perjuangan aki benowo yang babat alas, yang dulunya hutan dijadikan perkampungan.dalam perjalananya beliau bertemu dengan binatang-binatang buas,hingga akhirnya beliau ditolong manusia-manusia rimba dari serangan binatang buas.dan akhirnya manusia rimba tersebut mengabdi pada aki benowo,bersyukur karna sudah ditolong maka aki benowo meminta kepada manusia rimba untuk bersyukur kepada tuhan yang maha esa,untuk mensyukuri nikmat tuhan yang maha esa,maka aki benowo meminta kepada manusia rimba untuk menghibur/menari selama 7 hari 7 malam.
Kesenian Gedruk merupakan salah satu kesenian rakyat yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Salah satu kelompok yang mengembangkan kesenian Gedruk adalah kelompok Saleho yang berada di Dukuh Bendolegi, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Pertunjukan kesenian Gedruk kelompok Saleho menjadi salah satu bentuk pertunjukan yang diikuti oleh berbagai kelompok kesenian rakyat sehingga menjadi populer. Sebagai sebuah tontonan yang dikonsumsi secara masal, kesenian Gedruk kelompok Saleho mengalami komodifikasi. Kesenian Gedruk menjadi sebuah produk komersial yang dapat dijual dan mendatangkan laba. Penelitian ini memuat dua rumusan masalah yaitu perihal bentuk pertunjukan kesenian Gedruk kelompok Saleho dan proses terjadinya komodifikasi pada kesenian Gedruk kelompok Saleho sebagai kesenian yang populer. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografis. Bentuk pertunjukan kesenian Gedruk kelompok Saleho diuraikan berdasarkan saran Soedarsono yang mengulas perihal teks pertunjukan yang meliputi bentuk gerak, penari, koreografi, rias, busana, pola lantai, musik iringan dan tata teknik pentas. Pandangan Vincent Mosco terhadap bentuk komodifikasi yang diamati pada media komunikasi menjadi wacana yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap bentuk serta proses komodifikasi pada pertunjukan kesenian Gedruk kelompok Saleho. Ada tiga bentuk komodifikasi yang terdapat pada pertunjukan kesenian Gedruk kelompok Saleho yaitu komodifikasi isi atau konten (commodification of content), komodifikasi pemirsa (commodification of audience) dan komodifikasi pelaku atau tenaga kerja (commodification of labour). Proses komodifikasi kesenian Gedruk kelompok Saleho melalui tahap produksi, distribusi dan konsumsi. Faktor yang mendukung terjadinya komodifikasi pada pertunjukan kesenian Gedruk kelompok Saleho di antaranya adalah proses kreatif pelakunya, ekonomi, permintaan pasar, perkembangan global dan persaingan. Komodifikasi bukan hanya perihal transformasi dari nilai guna menjadi nilai tukar yang dapat diperjualbelikan di pasar, melainkan menjadi salah satu upaya untuk menjaga eksistensi sebuah pertunjukan rakyat dan menegosiasikannya dengan perkembangan global.
LIRIK SALEHO 👇👇
rik Lagu 'Saleho' - Denny Caknan feat. Abah Lala
Hoo hoo Saleho
Hoo hoo Saleho
Salehooo
Hoo iki lo Saleho
Iko lo Saleho
Salehooo
Pamitmu dolan karo konco jebul ra jujur
Ra nyongko ngiro jebul kowe tego
Tinggal ake tresno milih karo wong liyo
Tu tu ra mutu Sri awakmu kuwi
Tego-tegone menyakiti kau mengkhianati
Opo aku kurang sekti, po khodamku kurang ngeri
Bakal tak goleki seng gawe loro neng ati
Kowe minggat ra pamitan
Tego tenan we balek neng mantanmu
Iso isone kowe lungo
Ninggalke loro seng ora kiro-kiro
Salehoo
Salehoo
Hoo hoo Saleho
Hoo hoo Saleho
Salehooo
Hoo iki lo Saleho
Iko lo Saleho
Salehooo
Yen tak roso-roso saiki kowe bedo
Jare gede roso malah mbok banding-banding no
Aku pengen ngerti fotone bocah kuwi
Seng marai loro Atiku tekan saiki
Arti Lirik Lagu Saleho, Trending Dinyanyikan Denny Caknan dan Abah Lala, ‘Iso Isone Kowe Lungo’
Lagu 'Saleho' menggambarkan cerita seseorang yang ditinggalkan oleh pasangan tanpa pamit, mengungkap perasaan kecewa dan kesedihan mendalam. Menggunakan istilah dan bahasa yang dekat dengan masyarakat Jawa, lagu ini terinspirasi oleh kisah cinta yang dikhianati, yang disampaikan dengan nada yang menggugah. 'Aku pengen ngerti fotone bocah kuwi, seng marai loro atiku tekan saiki' merupakan salah satu lirik yang mencerminkan keinginan si tokoh untuk mencari tahu penyebab hatinya terluka.
Denny Caknan dan Abah Lala tidak hanya menyuguhkan lagu dangdut dengan sentuhan modern, tetapi juga memadukannya dengan elemen budaya tradisional, seperti kesenian Gedruk dari Boyolali. Kesenian ini berkembang di Dukuh Bendolegi, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Boyolali, yang kini dikenal berkat kelompok kesenian rakyat Saleho. Gedruk sendiri merupakan kesenian tradisional yang telah mengalami komodifikasi, kini menjadi tontonan massal yang diminati banyak kalangan.

Saleho tidak memiliki tarif karena merupakan kesenian tradisional yang populer di daerah Jawa Tengah, khususnya Boyolali. Saleho berasal dari tradisi Gedruk, yaitu tarian dengan hentakan kaki yang ritmis dan kuat.
Komentar
Posting Komentar